KBR68H "Terpercaya Menjangkau Nusantara"

Jumat, 08 Oktober 2010

Manunggal Fair Menuai Banyak Kritikan *Dari Mati Listrik Hingga Mirip Pasar Malam


Manunggal Fair Menuai Banyak Kritikan

*Dari Mati Listrik Hingga Mirip Pasar Malam
Sejumlah pedagang yang turut menyemarakkan gelaran Manunggal Fair (MF) mengeluhkan matinya aliran listrik selama dua hari berturut-turut pada Rabu dan Kamis (6-7/10) malam. Akibatnya, pendapatan para pedagang menurun drastis selama dua hari itu.
Hasil pantauan, pada Rabu malam listrik mati sekitar pukul 20.30 WIB. Setelah bersabar menunggu sekitar satu jam, seluruh pengunjung akhirnya meninggalkan Alun-alun Wates, tempat digelarnya MF.
Hal itu terulang pada Kamis malam. Sekitar pukul 18.30, sejumlah stan di sisi timur Alun-alun gelap gulita karena matinya aliran listrik. Listrik baru menyala sekitar pukul 22.00. Namun, sejumlah pedagang sudah terlanjur menutup stan.
“Tidak ada pemberitahuan sebelumnya. Tiba-tiba listrik mati di saat pengunjung tengah ramai-ramainya. Otomatis kami menutup stan jauh lebih awal. Jelas kami dirugikan” kesal Kartini (45), salah satu petugas di stan Kecamatan Pengasih yang memajang produk-produk hasil Posdaya, Kamis (7/10) malam.
Hal senada juga disampaikan oleh Sholeh (30), penunggu stan khusus batik asal Purbalingga. Matinya aliran listrik membuat pendapatannya menurun 50 % lebih dibanding hari sebelumnya. “Sudah dagangan tidak laku, saya juga harus berjaga ekstra ketat. Khawatirnya jika kondisi ini dimanfaatkan tangan-tangan jahil” ujarnya sembari menyalakan beberapa buah lilin untuk menerangi dagangannya.
Terpisah, Ketua Umum Manunggal Fair Widodo mengatakan, menurut informasi sementara, matinya aliran listrik itu akibat meledaknya trafo listrik di depan pintu masuk MF (barat gerbang masuk komplek pemkab) pada Kamis malam. “Kerusakan trafo itu sudah diperbaiki pada Jumat pagi. Semoga tidak ada lagi kendala hingga akhir acara MF pada 11 Oktober mendatang” jelasnya.
Widodo menambahkan, gelaran MF kali ini pihaknya menggandeng pihak ketiga untuk mengurus teknis pemasangan instalasi listrik. Sedangkan tahun sebelumnya, masalah teknis listrik langsung ditangani PLN UPJ Wates. “Semestinya instalatir memperhitungkan beban daya yang dibutuhkan sejak awal. Selain itu, pihak instalatir diketahui tidak memasang main circuit breaker (pemutus hubungan listrik otomatis) di beberapa titik stan” jelasnya.
Selain karena matinya aliran listrik, pelaksanaan MF untuk menyemarakkan ultah Kabupaten Kulonprogo ke 59 itu juga menuai sejumlah kritikan. beberapa warga menilai, MF yang seharusnya sebagai media edukasi, hiburan, serta melihat perkembangan program pembangunan yang telah dilaksanakan pemkab itu tak ubahnya pasar malam biasa.
“Hampir seluruh stan adalah pedagang. Dan ironisnya, banyak (pedagang) yg bukan asli Kulonprogo. Pertanyaannya, apakah memang demikian yg menjadi tujuan dari pihak penyelenggara” tulis salah seorang warga dalam akun facebook Media Center Kulonprogo, belum lama ini. ( Dindam. Rsp )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar