KBR68H "Terpercaya Menjangkau Nusantara"

Rabu, 28 September 2011

Di musim kemarau, puluhan sumur di wilayah pantai tak layak konsumsi


Di musim kemarau, puluhan sumur di wilayah pantai tak layak konsumsi
Puluhan sumur milik warga di wilayah Kecamatan Panjatan, Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta, di sepanjang Pantai Kulonprogo tidak layak konsumsi, Surono warga setempat mengatakan, semenjak nenek moyang, sumur gali di wilayahnya, rasanya asin dan berwarna kekuning kuningan, dimungkinkan mengandung zat besi,
Kalo musim kemarau ini air pam kesulitan untuk minum dan untuk masak diwilayah kami, masih kekurangan saat ini banyak pam tidak mengalir kususnya tanah sumur memang tanah sumur tidak dapat dimanfaatkan karena kalau kita bikin sumur dalam sumur airnya sangat kuning bahkan zat besinya luar biasa banyaknya, jadi kalau untuk minum diwilayah kanoman 95 persen tidak bisa minum. “ katanya
Surono menambahkan , banyak warga merasakan adanya aroma garam dan besi yang berasal dari air sumur mereka, warga mengakui untuk keperluan memasak menggunakan air dari PDAM ( perusahaan daerah air minum ) namun di saat musim kemarau air macet hingga beberapa hari, warga berharap pada pemerintah adanya pengolahan air sumur diwilayahnya agar dapat layak di konsumsi // Yadi Haryadi Radio Suara Pasar Kulonprogo melaporkan untuk KBR68H//

Senin, 26 September 2011

Penambangan Batu di Kokap, ancam puluhan kepala keluarga


Penambangan Batu andesit, ancam puluhan kepala keluarga
Penambangan batu andesit di wilayah perbukitan menoreh Kulonprogo Yogyakarta, tidak mempedulikan lingkungan, pasalnya penambangan batu andesit lokasinya diatas rumah puluhan kepala keluarga, Widiyanto warga setempat mengatakan apabila dimusim hujan nanti puluhan warga akan terancam longsoran.
Yang jelas karena lingkungan itu lingkungan penduduk jadi terus terang juga banyak penduduk yang berdomisili disana jadi menurut saya itu sangat sangat memprihatinkan karena bagaimanapun itu akan rawan erosi akan rawan longsor dan otomatis akan mengancam keselamatan penduduk, sudahkan dengan penambangan tersebut terpikirkan tentang reklamasinya kalau belum betapa rugi ganda yang diderita masyarakat ketika penambangan itu usai, “ jelasnya
Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Energi Sumber Daya
Mineral (Disperindag ESDM) Kulonprogo, Junianto Marsudi Utomo menjelaskan, terkait adanya potensi longsor saat musim hujan yang mengancaman puluhan rumah warga tersebut, pihaknya akan segera melakukan pemantauan langsung ke lokasi. Menurutnya, penambang harus menjalankan proses penambangan sesuai Amdal dan harus ada reklamasi.// Yadi Haryadi Radio Suara Pasar Kulonprogo Yogyakarta melaporkan untuk KBR68H//

Jumat, 09 September 2011

Petani wilayah selatan Kulonprogo,suburkan lahan pasir


Petani wilayah selatan Kulonprogo,suburkan lahan pasir
Lahan pasir pantai di wilayah selatan Kulonprogo Daerah Istimewa Yohgyakarta sekitar tahun 1980 merupakan wilayah yang tidak produktif, tidak bisa ditanami komoditas pertanian. Iman rejo Warga Bugel Panjatan Kulonprogo Yogyakarta mengatakan lahan pasir diwilayah selatan kata banyak orang tidak dapat ditanami apapun, namun dengan berusaha, awalnya membuat sumur bronjong dan mengikuti perkembangan jaman saat ini menggunakan sumur instalasi, dan yang terpenting harus berani dengan tantangan bertani di lahan pasir, lahan akan subur
"Untuk membantu kesuburan tanah, disiram, lama lama dapat dikatakan pintunya masuk dengan keluar itu lebar pintunya keluar bagi pasir, untuk keberhasilan di pantai sebagai petani tidak mau menyerah dengan pantang undur dikarenakan di pantai tantangannya besar sebab telat satu jam saja tanaman aakan mati, katanya
Iman rejo menambahkan semua jenis tanaman seperti semangka, melon, bawang merah dan cabe bisa tumbuh di daerah lahan pasir, bahkan para petani diwilayah lahan pasir setelah melihat keberhasilannya, sudah banyak yang meniru sistem menyuburkan lahan pasir, sebab ribuan petani diwilayah tersebut menggantungkan hidupnya dengan bertani di lahan pasir dan telah bertahun-tahun menggunakan lahan itu. Saat ini telah dapat mencukupi kebutuhan hidupnya dan keluarganya dari hasil bertani. Yadi Haryadi Radio Suara Pasar Kulonprogo melaporkan untuk KBR68H