KBR68H "Terpercaya Menjangkau Nusantara"

Senin, 28 Maret 2011

Terkait pasir besi : Puluhan warga geruduk Kantor Desa


Terkait pasir besi : Puluhan warga geruduk Kantor Desa
Proses Analisis mengenai dampak lingkungan atau Andal pasir besi di pesisir selatan Kulonprogo Yogyakarta kembali bergejolak Suyanto, wakil ketua Badan Perwakilan Desa Plered yang juga salah satu koordinator lapangan Paguyuban Petani Lahan Pantai,PPLP mengatakan kuesioner yang diisi oleh responden hanyalah kebohongan. kuesioner seharusnya ada pertanyaan apakah warga mendukung atau menolak adanya tambang pasir besi.dengan kejadian ini puluhan warga yang belum hadir segera berdatangan menggeruduk Kantor desa, ingin klarifikasi dan menolak penambangan pasir besi
Menurut ketua tim penyusun Amdal, Bambang Agus Suripto, responden yang diambil berjumlah 59 orang yang berasal dari warga Pleret dan aparat pemerintahan Desa. Pengambilan sample responden oleh tim penyusun ini dilakukan secara acak. Pengambilan sample responden ini merupakan salah satu kegiatan yang wajib dalam penyusunan Amdal guna menyusun rencana pengelolaan lingkungan(RKL) dan rencana pemantauan lingkungan aspek sosial ekonomi masyarakat. // Yadi Haryadi Radio Suara Pasar Kulonprogo Yogyakarta melaporkan Untuk KBR68H//

Jumat, 25 Maret 2011

Di Kulonprogo :Antisipasi Leptospirosis, petani lakukan pengasapan lubang tikus


Di Kulonprogo :Antisipasi Leptospirosis, petani lakukan pengasapan lubang tikus
Puluhan petani di wilayah Tuksono, Sentolo, Kulonprogo Yogyakarta untuk mengantisipasi jenis penyakit akibat kencing tikus, secara swadaya di bantu dinas pertanian dan dinas terkait melakukan pengasapan lubang lubang tikus dipersawahan, Ketua Kelompok Tani “Tani Makmur” Suyanto mengatakan, Penyakit akibat kencing tikus diwilayah sentolo lebih dari 10 orang dan 2 orang meninggal, melihat kejadian tersebut warga merasa prihatin dengan swadaya para petani melakukan gerakan pengasapan di persawahan yang akan digunakan untuk ditanami padi
Kepala Dinas Pertanian Daerah Istimiwa Yogyakarta Nanang Suwandi, tikus berada dalam urutan kedua sebagai organisme pengganggu tanaman (OPT) yang berpotensi mengancam produksi padi. Tikus memiliki tingkat reproduksi yang sangat tinggi. Dalam satu tahun sepasang tikus dapat berkembang menjadi 2.000 ekor.sementara Kepala Dinas Kesehatan Kulonprogo Lestaryono, menjelaskan Jumlah penderita leptospirosis diwilayah Kulonprogo sampai saat ini 123 orang dan meninggal 10 orang, dia berharap kepada masyarakat agar gerakan antisipasi meningkatnya jumlah penderita, dengan cara gropyokan atau pengasapan dilubang lubang tikus ditingkatkan pihaknya akan membantu dan memfasilitasi bekerjasama dengan Instansi terkait.// Yadi Haryadi Radio Suara Pasa

Kamis, 17 Maret 2011

Budaya Lokal memprihatinkan, Jalan Puncak Suroloyo diperlebar


Budaya Lokal memprihatinkan, Jalan Puncak Suroloyo diperlebar
Bupati Toyo S Dipo meminta masyarakat agar melestarikan budaya yang suda. Seperti Jathilan wayang kulit dan tari misalnya. Menurut dia budaya merupakan warisan atau peristiwa budaya yang khas lokal.
Cara melestarikan budaya ini bisa dilakukan dengan menggelar event-event budaya kata Toyo, saat berada di puncak suroloyo , Kamis (17/3).
” Saya berharap masyarakat dapat menjaga khzanah budaya lokal yang kita miliki,” katanya.
Acara rutin malam jum’at kliwon yang diadakan di pendopo puncak suroloyo di hadiri Bupati Asek II dan III para pejabat skpd dan masyarakat pelaku seni.
Kepala Dinas Parisiwsata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kulonprogo Sarjono mengatakan, banyak kesenian lokal yang kini mulai kurang diminati masyarakat.

Agar kreatifitas masyarakat tempo dulu itu tetap lestari dan dapat dinikmati oleh generasi masa kini, dinas pariwisata secara rutin mengundang kelompok seni lokal dan moderen untuk pentas setiap malam jum’at kliwon, untuk tahun 2011 akan dilaksanakan 8 kali dengan lokasi berpindah pindah dan di sesuaikan dengan budaya yang ada. Kabupaten Kulonprogo selain memiliki beraneka ragam budaya lokal juga memiliki banyak obyek wisata, Gua, dan keindahan alam puncak suroloyo.
Selain menggali keberadaan budaya lokal dengan dipandu Latnyana sag, malam itu juga diadakan dialog warga, dalam dialog warga mengharap agar pemerintah memperhatikan budaya yang ada di puncak suroloyo, yang selama ini masih kembang kempis, sebab untuk latihan saja harus meminjam peralatan ( wayang dan gamelan ) dari luar daerah seperti Borobudur dan wilayah lain, sejumlah warga juga meminta pemerintah agar jalan menuju puncak suroloyo diperlebar, warga siap membantu bila jalan diperlebar , tanah miliknya yang akan diperlebar untuk jalan di iklaskan,
Sarasehan Jum’at Kliwon di akhiri dengan pementasan wayang kulit dengan 2 dalang muda Ki Windu Saputro ( Samigaluh) dan Ki Sumari ( Girimulyo ) dengan mengambil cerita “ Wahyu Cakraningrat” // Yadi Haryadi Radio Suara Pasar Kulonprogo Yogyakarta//

Rabu, 16 Maret 2011

Di Kulonprogo : Dampak Tsunami Jepang, 16 siswa magang di kawatirkan orang tua atas keselamatannya


Di Kulonprogo : Dampak Tsunami Jepang, 16 siswa magang di kawatirkan orang tua atas keselamatannya
16 siswa SMK N 1 ( Kelautan ) Temon Kulonprogo Yogyakarta, yang magang di Jepang, akibat terjadinya tsunami beberapa minggu lalu, orang tua siswa merasa kawatir atas keselamatannya, Kepala sekolah setempat Rohmadi mengatakan, 16 siswa yang magang di Jepang sewaktu terjadi tsunami kebetulan mereka sedang melaut, dirinya mengetahui secara pasti keselamatannya dari komunikasi facebook.
Sementara Komisi IV DPRD Kulonprogo Yusron Martofah membenarkan bahwa 16 siswa yang magang di Jepang semuanya selamat, dia berharap kepada orang tua siswa jangan kawatir, bila terjadi sesuatu agar di koordinasikan dengan instansi terkait// Yadi Haryadi Radio Suara Pasar Kulonprogo Yogyakarta Melaporkan Untuk KBR68H//

Senin, 14 Maret 2011

Antisipasi lahar dingin Puluhan warga bangun Tanggul


Antisipasi lahar dingin Puluhan warga bangun Tanggul
Puluhan warga Desa Kembang Nanggulan Kulonprogo Yogyakarta bersama TNI, Polri dan Tagana ( Taruna Siaga Bencana membuat tanggul di aliran sungai Progo. Sarjono warga setempat mengatakan pembuatan tanggul kali progo akibat beberapa minggu lalu puluhan rumah dan lahan pertanian disekitar aliran Sungai progo terkena banjir lahar dingin Merapi
Sarjono menambahkan semenjak Kali Progo banjir lahar dingin, yang mengakibatkan air meluap hingga menutupi lahan pertanian . Bahkan dalam 2-3 minggu ini, air mulai menggerus sejumlah rumah . Menurutnya, selain menutup pekarangan, air juga menutupi belasan kolam ikan. Camat Nanggulan Bowo Pristiyanto menjelaskan, dari informasi yang mausk, di Kecamatan Nanggulan sejumlah rumah yang terncam akibat banjir lahar dingin aliran Kali Progo. Untuk mengantisipasi hal ini pihaknya bersama warga dan aparat membuat tanggul dengan menggunakan pasir yang dimasukan ke dalam karung, pihaknya mendapat bantuan 750 buah karung dari Dinas Pekerjaan Umum.// Yadi Haryadi Radio Suara Pasar Kulonprogo Yogyakarta Melaporkan Untuk KBR68H//

Jumat, 11 Maret 2011

Cuaca ekstrem : Ratusan nelayan ,1tahun lebih Tak melaut


Cuaca ekstrem : Ratusan nelayan ,1tahun lebih Tak melaut
Disebabkan cuaca ekstrem dan tidak adanya hasil tangkapan ikan. sudah 14 bulan para nelayan di Kulonprogo Yogyakarta tidak melaut hingga saat ini. Ketua Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pantai Trisik, Jaka Samudra mengatakan, sekali melaut diperlukan modal Rp 100.000 untuk bensin dan bekal. kalau tidak ada tangkapan ikan akan rugi. Sehingga para nelayan tidak berani melaut,dan beralih bercocok tanam
Kepala Bidang Kelautan Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan Kulonprogo, Eko Purwanto menjelaskan tangkapan ikan laut selama 2010 hanya mencapai kurang lebih 373 ton. Hasil tangkapan itu turun 30 persen dari tangkapan tahun sebelumnya yang mencapai 422 ton. Menurutnya, jumlah nelayan di Kulonprogo sebanyak 370 orang berada di Kecamatan Temon, Galur, Panjatan, dan Wates. Nelayan paling banyak berada di Kecamatan Temon sekitar 90 orang dan di Kecamatan Galur sekitar 70 orang. Pihaknya melihat kondisi yang kurang baik bagi nelayan itu, diusulkan pemberian bantuan paceklik bagi para nelayan dari Dewan Pimpinan Daerah Himpunan Nelayan Seluruh Indunesia (DPD HNSI) DIY. // Yadi Haryadi Radio Suara Pasar Kulonprogo Yogyakarta Melaporkan Untuk KBR68H//

Jumat, 04 Maret 2011

Yayasan Konservasi Alam Yogyakarta bangun 2 Kubah untuk menampung 100 lebih orang utan


Yayasan Konservasi Alam Yogyakarta bangun 2 Kubah untuk menampung 100 lebih orang utan
Dome atau kubah yang dapat menampung 200 ekor orangutan sebagai langkah konservasi akan dibangun di Jogja Orangutan Center yang berlokasi di wilayah, Kecamatan Pengasih Kulonprogo Yogyakarta. Ketua Dewan Pembina Yayasan Konservasi Alam Yogyakarta, Gusti Kanjeng Ratu Pembayun, mengatakan dome orangutan akan dibangun dua dome kecil berdiameter 15 meter dan masing-masing bisa menampung sekitar 12 orangutan. Dua dome ini akan difungsikan sebagai kandang introduksi. juga akan dibangun dome besar berdiameter 125 m dengan tinggi 25 m. yang bisa menampung 200 ekor orangutan.
GKR Pembayun menambahkan, Jogja Orangutan Centre akan fokus sebagai lembaga konservasi yang khusus menyelamatkan orangutan. Namun tidak menutup kemungkinan juga menerima satwa lain seperti yang dilakukan oleh Pusat Penyelamatan Satwa Jogja dulu, serta bergerak dilingkup konservasi lain. Juga sebagai tempat penelitian, Jogja Orangutan Centre akan membuka kerjasama dengan perguruan tinggi di Yogyakarta. Penelitian yang berkait dengan Orangutan diantaranya tentang genetik, kesehatan dan perilaku// Yadi Haryadi Radio Suara Pasar Kulonprogo Yogyakarta Melaporkan Untuk KBR68H//