Kamis, 17 Maret 2011
Budaya Lokal memprihatinkan, Jalan Puncak Suroloyo diperlebar
Budaya Lokal memprihatinkan, Jalan Puncak Suroloyo diperlebar
Bupati Toyo S Dipo meminta masyarakat agar melestarikan budaya yang suda. Seperti Jathilan wayang kulit dan tari misalnya. Menurut dia budaya merupakan warisan atau peristiwa budaya yang khas lokal.
Cara melestarikan budaya ini bisa dilakukan dengan menggelar event-event budaya kata Toyo, saat berada di puncak suroloyo , Kamis (17/3).
” Saya berharap masyarakat dapat menjaga khzanah budaya lokal yang kita miliki,” katanya.
Acara rutin malam jum’at kliwon yang diadakan di pendopo puncak suroloyo di hadiri Bupati Asek II dan III para pejabat skpd dan masyarakat pelaku seni.
Kepala Dinas Parisiwsata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kulonprogo Sarjono mengatakan, banyak kesenian lokal yang kini mulai kurang diminati masyarakat.
Agar kreatifitas masyarakat tempo dulu itu tetap lestari dan dapat dinikmati oleh generasi masa kini, dinas pariwisata secara rutin mengundang kelompok seni lokal dan moderen untuk pentas setiap malam jum’at kliwon, untuk tahun 2011 akan dilaksanakan 8 kali dengan lokasi berpindah pindah dan di sesuaikan dengan budaya yang ada. Kabupaten Kulonprogo selain memiliki beraneka ragam budaya lokal juga memiliki banyak obyek wisata, Gua, dan keindahan alam puncak suroloyo.
Selain menggali keberadaan budaya lokal dengan dipandu Latnyana sag, malam itu juga diadakan dialog warga, dalam dialog warga mengharap agar pemerintah memperhatikan budaya yang ada di puncak suroloyo, yang selama ini masih kembang kempis, sebab untuk latihan saja harus meminjam peralatan ( wayang dan gamelan ) dari luar daerah seperti Borobudur dan wilayah lain, sejumlah warga juga meminta pemerintah agar jalan menuju puncak suroloyo diperlebar, warga siap membantu bila jalan diperlebar , tanah miliknya yang akan diperlebar untuk jalan di iklaskan,
Sarasehan Jum’at Kliwon di akhiri dengan pementasan wayang kulit dengan 2 dalang muda Ki Windu Saputro ( Samigaluh) dan Ki Sumari ( Girimulyo ) dengan mengambil cerita “ Wahyu Cakraningrat” // Yadi Haryadi Radio Suara Pasar Kulonprogo Yogyakarta//
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar